Anggap saja ini permulaan, meskipun kadang kita terlalu sering melupakan permulaan-permulaan sebelumnya, dan sebelum-sebelumnya lagi. Oke, terserah anda, mau membantah apa, yang jelas itu nampak aneh. Kecuali anda mengawali langkah anda, lalu sadar dengan akhir dari apa yang anda mulai itu.
Kita tidak pernah sanggup terbebas dari absurditas. Faktanya apa yang anda mulai pada dasarnya hanya sebuah kekosongan arti. Anda adalah percaya diri menganggap semua tindakan atau keputusan apapun anda semua itu bermakna. Baiklah! itu benar, terserah anda dengan argumen yang anda miliki itu. Saya tidak menyuruh anda memikirkan argumentasi anda itu sudah benar. Tapi yang terpenting sebelum anda memutuskan memikirkan apa argumen anda itu, sebaiknya anda pertimbangkan terlebih dahulu bagaimana ada berpikir dengan benar. Tidak heran jika apa yang ada di sekeliling kita, di alam pikiran kita penuh dengan absuditas.
Sesungguhnya kecenderungan kita semua sekedar prinsip kosong. Kita kebanyakan tidak sanggup menciptakan tataran wacana. Tapi kita dengan angkuhnya membicarakan cita-cita bahkan ambisi. Entah apa yang membuat eksistensi anda terkesan konyol. Sepertinya absuditas telah menguras kekuatan batin dan jiwa kita. Pada akhirnya kita tidak pernah memahami wacana hidup dan keberadaan anda, tapi yang ada hanyalah rak-rak dan hiasan cita-cita dan impian hidup saja. Tidak heran jika kita kerap melakukan beragam kontradiksi tindakan dalam menjalani hidup. “Apakah anda sudah lelah?” itulah ungkapan yang paling tepat dari pada “Apa kabar?”, dan tentunya ungkapan pertama lebih presisi arahnya dan tentunya juga lebih mudah untuk dijawab jika anda mau menjawabnya.
Cobalah anda istirahat dulu ke dalam ruangan terdalam diri anda. Jangan takut melihat betapa kacau dan berantakannya ruang jiwa terdalam anda. Ambilah jedah sejenak lalu istirahatlah. Biarlah ada waktu untuk kesadaran anda mengumpulkan tenaga. Sehingga tenaga yang telah terkumpul itu mampu memberikan kekuatan kepada kesadaran anda, lalu kesadaran anda itu cukup mampu menasehati diri anda.
Dan saat itulah anda sudah mampu menjawab ungkapan “Apa kabar?” dengan baik dan benar.
Leave a Reply